Senin, 10 Juli 2017

First time using Go-Jek Mobile App

Holla, Selamat Siang.

Setelah sekian lama tidak menulis di blog ini (ada sih post terbaru sebelumnya, tapi saya delete dengan berbagai pertimbangan haha), akhirnya saya nulis lagi. Kali ini saya mau share pengalaman saya menggunakan aplikasi gojek yang baru saya download di ponsel saya.
Di zaman modern ini, dengan kemajuan teknologi saat ini, segala sesuatu menjadi lebih mudah. Berkat inovasi-inovasi kreatif manusia yang didasari atas pemenuhan kebutuhan, sekarang kita tidak lagi mengalami kesulitan berarti dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini bisa diwakili oleh aplikasi Gojek. Saat ini, siapa yang tidak mengenal gojek? ciri khas aplikasi ini berwarna hijau dan hitam, persis dengan jaket dan helm driver nya, yang sangat khas. Sekarang, driver gojek sudah wara-wiri di jalan-jalan perkotaan besar di Indonesia. Tidak sedikit yang kemudian menjadi sangat terbantu dengan keberadaan aplikasi ini. Berkat gojek, citra Kang Ojek, menjadi lebih berwibawa. Penghasilan mereka sudah sangat menjanjikan. Bahkan, banyak karyawan yang rela meninggalkan pekerjaan tetap mereka, demi menjadi driver gojek yang penghasilannya menjanjikan ini. Dengan bantuan ponsel berbasis sistem operasi android ataupun IOS, kendaraan roda dua dengan surat lengkap dan pulsa, anda sudah bisa menjadi driver gojek!. Siapa sih di era ini yang gak ngerti ponsel android? yang ndak tau, seperti celotehan Kaesang Pangarep anak Presiden Jokowi, Ndeso! haha (just kidding).

Oke, diatas sudah saya gambarkan sedikit mengenai aplikasi gojek. Awalnya saya tidak tertarik menggunakan aplikasi ini, karena saya merasa masih bisa melakukan semua yang bisa dilakukan gojek, oleh saya sendiri. Teman saya banyak yang cerita tentang aplikasi ini, pun juga banyak saya baca berita mengenai keberadaan aplikasi gojek ini. Tetapi, saya tidak bergeming, dan memilih tidak mendownload aplikasi ini. Tapi, kejadian hari ini merubah mindset saya mengenai Gojek.
Hari ini, dengan sangat menyebalkan, saya menggunting dua headset saya (saking kesalnya) karena rusak. Kenapa? Ini headset saya baru beli 2 minggu lalu, udah rusak aja!!!! Padahal ini harganya lumayan lah untuk ukuran headset biasa. Karena saya suka dengerin musik pake headset, kesel nya tuh minta ampun dah. Lalu, saya membuka situs jual beli online OL*.co.id. Mencoba mencari toko ponsel yang nawarin jual headset delivery (soalnya dulu saya pernah nemu yang begitu). Setelah cek-cek sana sini, buset mereka bilang nerima gojek, gojek dan gojek. Apaan sih gojek, males ah, pikir saya. Karena desperate dengan keterangan gojek dimana mana ini, saya pun mencoba menghubungi toko dan menanyakan layanan delivery. Orang toko pun kembali bertanya kepada saya, 'mbak ada aplikasi gojek?'. Lah, kan kesel saya ditanya gojek lagi. Lalu, karena ribet dia nanyain dimana alamat saya (jalan sudirman aja gak tau si bapak!! dibilang di jakarta! gile lu ndro!), saya pun cancel pesanan saya.

Setelah berkesal-kesal ria, karena rasa penasaran, saya pun akhirnya mendownload aplikasi gojek di ponsel saya. Size nya 30MB lebih. Buat anda yang hemat kuota, mending download pake wifi aja yak wkwk. Lumayan gede sih, but no problem, saya tetep download. Setelah selesai, saya melakukan registrasi akun sesuai nomor hp dan alamat email. Proses verifikasi nya lewat sms melalui no handphone yang sudah anda input. Setelah selesai, wes, anda sudah bisa melakukan order melalui aplikasi Gojek.

Aplikasi Gojek di Ponsel saya.

Awalnya saya kaget, gak ribet daftar nya. Lalu, saya pun melakukan order melalui go shop di menu aplikasi. Saya membeli sepasang headset di sebuah toko ponsel yang beralamat di Lolong, Belanti. Dan diantarkan ke alamat saya. Setelah order, saya pun menemukan driver yg membelikan pesanan saya, dan menelfon. Si driver menanyakan alamat lengkap toko nya (which is udah saya tulis lengkap di orderan). Lalu bilang ke saya, kalo dia lagi on his way to go to the shop dan akan menelfon saya jika sudah dibelikan perihal menanyakan alamat saya. Namun, yang terjadi si driver menelfon saya berulang kali nanyain alamat ke saya. Padahal sudah saya tulis loh pak alamat nya di orderan saya. Nyinyir juga sih si driver, tapi gapapalah, yang penting dia udah beliin pesanan sesuai order dan barang sampai di saya dengan selamat. Saya bayar dan wes, transaksi completed!!. 

Awalnya saya gak ngira bakal segampang ini order dengan menggunakan gojek. Apresiasi banget deh sama inovasi nya. Gak heran ya banyak driver nya wara-wiri dimana-mana. Selain mudah digunakan, aplikasinya pun easy to use. Saya rasa bagi anda yang udah biasa dengan GPS, Android udah gak asing lah sama cara pakai aplikasi ini. Dan, juga sangat murah!! Gak perlu panas-panas, secara Kota Padang panas cuyy wkwk. 

Akhir kata, saya sangat terkesan dengan aplikasi ini, dan berharap gak menemukan masalah serius nantinya dalam penggunaan aplikasi ini. Semoga aplikasi gojek bisa lebih meningkatkan kualitasnya, dan mensejahterakan driver-driver nya. Sekian.


Lana.

Minggu, 23 April 2017

Lonesome

Kemarin, saya kembali kehilangan orang yang saya sayangi dan hormati sepenuh hati, sepanjang hidup. Dia adalah papa. Kanker paru sudah merenggut warna kehidupannya sejak satu tahun yang lalu. Bahkan, jauh sebelumnya, almarhum diuji oleh tuhan dengan penyakit stroke.
Sejak 12 April 2017 beliau kami antar ke rumah sakit untuk terakhir kalinya. Sepuluh hari dirawat, berjuang dengan sesak nya nafas dan sakitnya raga, beliau harus menyerah pada Sabtu subuh 04.30 wib, pada tanggal 22 April 2017.
Cukup berat bagi saya atas kepergian papa, namun, saya percaya dibalik segala peristiwa, selalu ada hikmah yg bisa dipetik. Skenario tuhan selalu adil untuk semua umatnya. Sekarang, saya akan lebih fokus dalam mengurus skripsi yang cukup terbengkalai akibat terpecahnya fokus. Beberapa kali ganti judul, cukup membuat saya down walaupun tak sedikitpun terbersit untuk berhenti berusaha. Hanya butuh rehat sementara, memilih bakti kepada papa yang lebih membutuhkan saya dibandingkan urusan duniawi semacam skripsi.
Saya hanya manusia biasa, tak luput dari dosa. Tentu penyesalan itu ada, melihat jasad papa sudah terbujur kaku di pembaringan. Hanya air mata yang menjelaskan betapa remuknya hati melihat wajah papa yang terlihat sangat letih namun bersih di hadapan dalam keadaan kaku. Setiap untaian ayat yang saya panjatkan di samping papa, selalu diiringi bulir airmata sedih tak tertahankan. Saya menyesali betapa saya merasa tidak sepenuh hati merawat papa di penghujung hidupnya. Kadang, setan tertawa lepas melihat saya terkadang berlaku tidak sabar kepada papa yang sedang sakit. Memang, saya satu-satunya anak perempuan papa bersama 3 abang saya yang menghadapi papa, 1 bulan sebelum papa pergi untuk selamanya. Kakak yang lain lebih menghindar dari rumah, namun membantu secara finansial karena sudah memikul tanggung jawab sebagai seorang ibu dan istri. Hanya pada waktu tertentu mereka datang dan melihat papa.
Namun pa, percayalah, sebagai seorang anak terhadap seorang papa yang tentu juga punya kesalahan, tak pernah terbersit sakit hati maupun penyesalan terhadap papa, menjalani peran sebagai seorang papa. Saya nrimo, dan semoga papa juga menerima saya, sebagai seorang anak yang juga tak luput dari dosa terhadapmu, pa.
Sekarang saya berusaha tegar, ada sedikit perasaan lega, papa telah tiada. Tak tertahankan melihat papa harus menderita setiap harinya, melawan kanker yang tak kenal ampun terhadap penderitanya.
Kini, beliau sudah berkumpul dengan almarhumah ibu dan ni sof. Semoga, papa, ibu dan ni sof diberikan tempat yang layak disisi Allah, amin ya rabbal a'lamin.


Lana